Kasus kecelakaan yang masih hangat pekan ini adalah kecelakaan bus di Tanjakan Emen bandung yang menewaskan 27 orang. Hal ini terjadi karena rem bus yang tidak bekerja secara maksimal. Kecelakaan mobil seringkali terjadi di jalur perbukitan, dengan kontur tanjakan atau turunan. Terlebih, bagi pengemudi awam yang belum terbiasa menghadapi kondisi jalan tersebut, dan ditambah dengan kondisi lalu lintas yang macet atau padat.
Menurut Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), untuk menahan laju kendaraan di jalan menurun, selain menggunakan rem lebih bagus ditambah dengan menggunakan engine brake.
Baca juga :
Ini dia arti lambang di dashboard mobil yang banyak orang belum tahu
Jangan lakukan hal ini saat cuci mobil
“Menahan laju kendaraan dengan menempatkan posisi gigi yang lebih rendah. Namun demikian, perpindahan gigi jangan dilakukan saat mau turun atau menanjak. Tapi, lakukan di punggung bukit,” jelas Jusri saat berbincang dengan Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Pria ramah ini melanjutkan, jika pengendara memindahkan perseneling di tanjakan atau turunan, maka akan kehilangan momentum. “Banyak mobil atau truk yang kehilangan momentum, dan mundur nabrak orang lain atau masuk jurang,” tambahnya.
Ketika berada di jalan tanjakan atau turunan, memang sebaiknya jangan memindahkan perseneling. Sebagai contoh, ketika melaju dari bawah ke atas, mobil bergerak dengan tenaga dan momentum dari kecepatan masa sebelumnya.
“Ketika kita bergerak sudah di atas, tapi belum sampai puncak, dan injak kopling untuk pindahkan perseneling, gas akan lepas dan momentum turun. Jika itu dipelihara, bakal jadi bumerang buat kita, karena kecepatan lambat, rpm tinggi, kemiringan tanjakan, mobil akan melorot,” tegasnya.
Begitu juga dengan jalan di turunan, sebaiknya jangan memindahkan perseneling. Namun, ketika terpaksa harus memindahkan perseneling, selalu injak rem, dan jangan hanya menginjak kopling untuk pindah gigi.
“Berbeda dengan melaju di permukaan datar, karena saat turun ketika kopling diinjak, mobil akan meluncur lebih cepat. Jika kebiasaan tersebut dipelihara, maka pengemudi akan mengalami disorientasi saat di jalan menurun, dan biasanya panik jika mobil melaju lebih cepat, terlebih untuk pengemudi awam,” pungkasnya.